Ket. Photo Ia: Arak-arakan Ritual Kebo Ketan
Ket. Photo Ib: Kepala
Desa Sekarputih, Kecamatan Widodaren, Sukiman memberikan Sambutan
Ket. Photo Ic: Bupati
Ngawi, Ir. H. Budi Sulistyono sedang memberikan Sambutan
Ngawi, SURYA INDONESIA
Pemerintah
Desa Sekarputih, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi menggelar Upacara Kebo
Ketan dalam rangka memperingati Hari Maulid Nabi di lapangan Desa Sekarputih,
(18/12). Acara ini dapat terselenggara
berkat dukungan dan kerjasama dari Keraton Ngiyom dan Brahmatio, Tokoh
Budayawan juga seorang sutradara beserta Dalang Kondang Ki Haji Manteb
Sudarsono dan seluruh elemen yang terkait.
Dengan
sentuhan lembut Sang Budayawan, Bramantio akhirnya upacara Kebo Ketan dapat
terlaksana dengan spektakuler. Dalam parade budaya ‘Kebo Ketan’ diikuti oleh para budayawan dari Solo, Yogyakarta,
Sragen, Magetan, Ponorogo, Pacitan, Madiun dan dari lokal Ngawi sendiri. Tampak
hadir dalam acara tersebut Bupati Ngawi, Ir. H. Budi Sulistyono bersama Ibu, ,
Kapolres Ngawi, Dandim Ngawi, Satker terkait, Camat Kedunggalar, Camat
Widodaren, beberapa Kepala Desa yang ada di Kecamatan Widodaren, Kecamatan
Kedunggalar dan para artis dan seniman dari Jakarta serta para tokoh budayawan
lokal maupun nasional.
Warga
masyarakat Desa Sekarputih tampak antusias berbondong-bondong memenuhi lapangan
Desa Sekarputih. Menurut Dimas salah seorang warga Desa Sekarputih, menuturkan
bahwa baru pertama kali ini upacara Kebo Ketan diselenggarakan bersamaan dengan
memperingati Hari Maulid Nabi. Dan acara ini sangat menghibur segenap warga
masyarakat yang datang.
Dalam
sambutannya, Kepala Desa Sekarputih, Sukiman mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua yang telah membantu, yang tidak dapat disebutkan satu persatu
namanya, baik dalam hal pikiran, tenaga bahkan dananya, sehingga akhirnya dapat
terlaksananya acara Kebo Ketan ini dengan spektakuler dan sangat megahnya.
“Kepada Bapak Bupati Ngawi, Ir. H. Budi Sulistyono, saya berharap dan memohon
restu serta mengajukan acara ‘Kebo Ketan’ ini dapat dianggarkan dan diagendakan
setiap satu tahun sekali. Acara ini merupakan pengembangan budaya lokal yang
ditingkatkan ke skala nasional, guna mempersatukan berbagai agama dan
kepercayaan sehingga Kabupaten Ngawi boleh dikenal oleh daerah lain dengan
kekayaan budayanya.
Lanjutnya,
“Upacara Kebo Ketan ini memiliki filosofi, dalam budaya Jawa Kebo (Kerbau/ Sapi
Jantan} dapat dijadikan nama orang,
seperti yang pernah kita dengar nama Kebo Ijo, Mahesa Jenar yang merupakan
tokoh-tokoh terkenal pada jaman dulu, kemudian orang Jawa saat melahirkan
seorang bayi, bayinya didekatkan dengan hidung Kerbau agar terkena nafasnya,
dengan harapan bayi ini dapat memiliki daya tahan tubuh yang kuat. Kerbau
mempunyai sifat mau kerja keras tetapi tidak mau dipaksa, harus dihibur dengan
nyanyian. Ini merupakan gambaran atau dapat diibaratkan dengan rakyat. Jadi
yang perlu diperhatikan oleh seorang pemimpin agar tidak memaksakan kehendaknya
kepada rakyat, tetapi harus melakukan pendekatan yang persuasif dan
mengutamakan kepentingan rakyatnya, karena pada dasarnya rakyat tetap mau kerja
keras.” Jelas Sukiman, Kepala Desa Sekarputih.
Bupati
Ngawi, Ir. H. Budi Sulisyono sangat mengapresiasikan kegiatan upacara adat
tersebut, dengan kegiatan tersebut yang bisa mendatangkan orang dari daerah
luar bahkan mancanegara, sehingga dapat membawa dan mengangkat nama Ngawi
semakin dikenal secara luas. Pemerintah Daerah Ngawi bersama seluruh warga masyarakat yang hadir
sangat mendukung upacara adat tersebut dapat dilakukan setiap tahun. Karena ini
dapat menambah keragaman dan kearifan budaya lokal,bahkan dapat mempersatukan
keragaman agama yang mau bergotongroyong untuk mewujudkan kegiatan itu dapat
terlaksana sukses.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar