SELAMAT DATANG DI WWW.NGAWI-DATABERITA.BLOGSPOT.CO.ID*-KUMPULAN BERITAKU-*

Sabtu, 23 September 2017

Upacara Kebo Ketan


Ket. Photo Ia:  Arak-arakan Ritual Kebo Ketan


Ket. Photo Ib: Kepala Desa Sekarputih, Kecamatan Widodaren, Sukiman memberikan Sambutan


Ket. Photo Ic: Bupati Ngawi, Ir. H. Budi Sulistyono sedang memberikan Sambutan

Ngawi, SURYA INDONESIA

Pemerintah Desa Sekarputih, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi menggelar Upacara Kebo Ketan dalam rangka memperingati Hari Maulid Nabi di lapangan Desa Sekarputih, (18/12).  Acara ini dapat terselenggara berkat dukungan dan kerjasama dari Keraton Ngiyom dan Brahmatio, Tokoh Budayawan juga seorang sutradara beserta Dalang Kondang Ki Haji Manteb Sudarsono dan seluruh elemen yang terkait.

Dengan sentuhan lembut Sang Budayawan, Bramantio akhirnya upacara Kebo Ketan dapat terlaksana dengan spektakuler. Dalam parade budaya ‘Kebo Ketan’ diikuti  oleh para budayawan dari Solo, Yogyakarta, Sragen, Magetan, Ponorogo, Pacitan, Madiun dan dari lokal Ngawi sendiri. Tampak hadir dalam acara tersebut Bupati Ngawi, Ir. H. Budi Sulistyono bersama Ibu, , Kapolres Ngawi, Dandim Ngawi, Satker terkait, Camat Kedunggalar, Camat Widodaren, beberapa Kepala Desa yang ada di Kecamatan Widodaren, Kecamatan Kedunggalar dan para artis dan seniman dari Jakarta serta para tokoh budayawan lokal maupun nasional.

Warga masyarakat Desa Sekarputih tampak antusias berbondong-bondong memenuhi lapangan Desa Sekarputih. Menurut Dimas salah seorang warga Desa Sekarputih, menuturkan bahwa baru pertama kali ini upacara Kebo Ketan diselenggarakan bersamaan dengan memperingati Hari Maulid Nabi. Dan acara ini sangat menghibur segenap warga masyarakat yang datang.

Dalam sambutannya, Kepala Desa Sekarputih, Sukiman mengucapkan banyak terima kasih kepada semua yang telah membantu, yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya, baik dalam hal pikiran, tenaga bahkan dananya, sehingga akhirnya dapat terlaksananya acara Kebo Ketan ini dengan spektakuler dan sangat megahnya. “Kepada Bapak Bupati Ngawi, Ir. H. Budi Sulistyono, saya berharap dan memohon restu serta mengajukan acara ‘Kebo Ketan’ ini dapat dianggarkan dan diagendakan setiap satu tahun sekali. Acara ini merupakan pengembangan budaya lokal yang ditingkatkan ke skala nasional, guna mempersatukan berbagai agama dan kepercayaan sehingga Kabupaten Ngawi boleh dikenal oleh daerah lain dengan kekayaan budayanya.

Lanjutnya, “Upacara Kebo Ketan ini memiliki filosofi, dalam budaya Jawa Kebo (Kerbau/ Sapi Jantan} dapat  dijadikan nama orang, seperti yang pernah kita dengar nama Kebo Ijo, Mahesa Jenar yang merupakan tokoh-tokoh terkenal pada jaman dulu, kemudian orang Jawa saat melahirkan seorang bayi, bayinya didekatkan dengan hidung Kerbau agar terkena nafasnya, dengan harapan bayi ini dapat memiliki daya tahan tubuh yang kuat. Kerbau mempunyai sifat mau kerja keras tetapi tidak mau dipaksa, harus dihibur dengan nyanyian. Ini merupakan gambaran atau dapat diibaratkan dengan rakyat. Jadi yang perlu diperhatikan oleh seorang pemimpin agar tidak memaksakan kehendaknya kepada rakyat, tetapi harus melakukan pendekatan yang persuasif dan mengutamakan kepentingan rakyatnya, karena pada dasarnya rakyat tetap mau kerja keras.” Jelas Sukiman, Kepala Desa Sekarputih.

Bupati Ngawi, Ir. H. Budi Sulisyono sangat mengapresiasikan kegiatan upacara adat tersebut, dengan kegiatan tersebut yang bisa mendatangkan orang dari daerah luar bahkan mancanegara, sehingga dapat membawa dan mengangkat nama Ngawi semakin dikenal secara luas. Pemerintah Daerah Ngawi  bersama seluruh warga masyarakat yang hadir sangat mendukung upacara adat tersebut dapat dilakukan setiap tahun. Karena ini dapat menambah keragaman dan kearifan budaya lokal,bahkan dapat mempersatukan keragaman agama yang mau bergotongroyong untuk mewujudkan kegiatan itu dapat terlaksana sukses.

Acara demi acara dalam Parade Kebo Ketan dan Upacara Kebo Ketan berlangsung dengan lancar dan khidmatnya, seluruh tamu undangan dan warga masyarakat yang hadir mengikuti jalannya upacara dengan penuh perhatian dan tertib hingga berakhirnya acara. Pada malam harinya, masyarakat  dihibur pagelaran wayang kulit semalam suntuk dengan dalang, Ki H. Manteb Sudarsono.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar